Minggu, 28 Desember 2014

CERITA MOTIVASI

CERITA MOTIVASI

Disalin dan diedit dari Karya Prof. Rhenald Kasali dalam bukunya Self Driving hal. 4-6


Lelaki Penyakitan Itu Pun Menjadi Presiden Amerika Serikat


       Banyak orang menyesali kekurangan yang dimilikinya sebagai alasan dari keterputukannya. Ada Hal tertentu yang memang tak bisa kita ubah. Anda, misalnya, tak bisa meminta kepada Tuhan untuk kemabli dikirim ke dalam rahim orang lain agar mempunyai bentuk dan kekuatan fisik yang berbeda. Tentu tidak. Tetapi masa depan kita itu sesungguhnya menjadi tanggung jawab kita juga.
        Saya ingin mengajak anda merenungi kehidupan Presiden Theodore Roosevelt yang lahir di new York City pada 1858. Ia anak kedua dari empat bersaudara. Enam generasi Roosevelt yang datang dari negeri Belanda ni mewarisi berbagai penyakit degenaratif seperti rabun jauh dan alergi bronkial yang parah.
        Sejak dilahirkan, TR, panggilan akrabnya, sudah mengalami serangan penyait asma bronkial yang disebabkan pembengkakan selaput lendir dengan sekresi yang akut sehingga saluran pernapasannya terganggu. Rangsangan saraf, makanan tertentu, serbuk sari yang banyak beterbangan pada musim semi, atau gangguan emosiaonal, dapat mudah memicu serangan asma pada dirinya.
        Episode tersebut terjadi selama masa kanak-kanak TR pada interval yang tinggi. Ia sering tiba-tiba terbangun dari tidur nyenyaknya dengan terengah-engah, esak napas, dan wajahnya pucat kebiruan. Erangan-eranga halus sering menemani hari-harinya. Pasien kecil itu sering kelelahan dan tidak bisa bernapas ketika berbaring. Kalau sudah tidur bunyi napasnya bisa berisik. Menurut catatan sejarah, TR kecil hanya menemukan kenyamanan tidur dalam pelukan ayahnya.
         Asma yang diderita Roosevelt terus berlanjut bahkan kemudian disertai diare. Ini menunjukan bahwa saluran usunya juga sensitif terhadap alergi.

PERJALANAN MENGUBAH NASIB

        Pada 1869, ayah TR melakukan perjalanan ke luar negeri, berharap perubahan iklim dapat mengurangi penderitaan kedua anaknya. Mereka mengunjungi Paris, Italia, Austri, dan Jerman yang memiliki tekanan udaara lebih rendah dengan debu dan serbuk sari yang kadarnya jauh lebih aman. Lalu mereka mengnjungi Mesir dan Jerman. Di sana, TR dibawa ke sebuah kawasan spa untuk terapi.
        Alergi pernapasan dan gangguan percernaan yang dialami TR menghambat perkembangan fisiknya. Kesehariannya tampak pucat, kerempeng, kecil untuk anak seusianya, dengan kaki kurus, mata biru, dan rambut berpasir. Giginya menonjol, ortodontik. di kemudian hari, Roosevelt menyembunyikan bentuk giginya yang buruk itu dibawah kumis walrus-nya.
        Singkat cerita, TR kecil dikenal sebagai anak penyakitan yang prestasi sekolahnya bisa terganggu. Tetapi, nasihat hebat datang dari ayahnya saat ia berusia 11 Tahun. Katanya, " TR percuma saja engaku belajar keras kalu tubuhmu rapuh. Kendaraan pribadimu yang lemah itu tak akan pernah bisa membawamu ke masa depan yang engkau impikan lewat sekolah"
          Namun, dibalik kelembutannya, ayah TR adalah seorang pria tegar yang mendorong anak-anaknya membangun tubuhnya dengan latihan yang sistematis. Ia membuat  gimnasium pribadi di teras terbuka rumahnya. Disana, dibawah arahan instruktur khusus, TR dilatih dengan penuh kesabaran dari hari ke hari, tahun ke tahun. Mengangkat beban, push-up, dan melatih kelenturan dengan palang sejajar. Bentuk badanya yang sempit perlahan-lahan berubah, menjadi berotot dan bidang.
         Kelemahan lain datang kemudian. Rabun jauh ekstrem. Ini pun agak terlambat diketahui oleh TR karena TR tak pernah belajar di sekolah formal dengan melihat ke arah papn tulis. Maklum, karena fisiknya lemah, TR harus ikut home schooling dengan guru privat sehingga miopianya tidak diketahui orangtua. Jadi, pandangan hanya dipakai untuk menulis dan membaca jarak dekat. di kejauhan ia hanya bisa melihat garis sama-samar. Cacat matanya pertama kali diketahui saat ia diajarkan ayahnya menembak pada usia 13 tahun. Ia sama sekali tidak bisa membidik sasaran jauh.
       Dilengkapi dengan kacamata berlensa tebal, TR berlatih menembak samapi mahir. Ia pun terobsesi membangun keunggulan dalam permainan dan olahraga yang menyerukan kekuatan, ketahanan, dan keterampilan, seperti tinju, gulat, mendayung, berkuda, dan mendaki gunung. Ia juga menjadi petenis yang andal, bahkan judo, karate, dan renang. nasihat ayahnya benar0benar merasuki jiwanya. 
        Berkat kerja kerasnya itu, ia diterima bersekolah di Harvard sebelum belajar hukum di Columbia Law School. Sementara di sekolah hukum, ia terpilih sebagai anggota Majelis Negara Bagian New York, komisaris di Kepolisian Kota New York, sebelum diangkat menjadi Asisten Sekretaris Angkatan Laut oleh Presiden McKinley. Bahkan, kemudian ia bergabung dengan resimen kavaleri untuk bertarung dalam Perang Spanyol-Amerika di Kuba dan mendapat gelar pahlawan nasional.
        Belakangan, ia terpilih sebagai Gubernur New York State pada November 1898 dan tahun berikutnya terpilih sebagai calon wakil presiden pada konvensi Partai Republik di Philadelphia. Pada 4 Maret 1901, Roosevelt mengucapkan sumapah sebagai wakil presiden. Dan pada usia 42, ia disumpah sebagai Presiden Amerika Serikat termuda.
         Theodore Roosevelt yang kendaraan pribadinya dulu begitu rapuh, kini terkenal dengan ucapannya, " Melesat seperti roket." Sebab selain pemberani, dan aktivis lingkungan yang tak tertandingi. Para sejarawan menyebutkan, mungkin ia adalah negarawan yang paling berhasil dalam sejarah bangsa Amerika.   
CERITA MOTIVASI

         


Tidak ada komentar:

Posting Komentar